Aku tak
punya alasan untuk bertahan, memepertahankan, apalagi dipertahankan.
Lalu untuk
apa aku terus maju bila mundur adalah pilihan terbaik?
Jika aku
mundur, semua akan baik-baik saja; tidak
akan ada persahabatan yang runtuh sebab cinta lebih mudah dicari.
Masalahnya,
mampukah aku melupakan semuanya?
Memaafkan
kebodohanku yang telah memberi peluang untuk sosok yang kukira berbeda.
Yang nyatanya sama saja; menciptakan harapan yang berujung kekosongan.
Sekarang
ketika mereka tidak mengerti tak pernah mau mengerti, aku bisa apa?
Aku tak
punya alasan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar